Apakah Tuhan membangun setan? Menjawab Asal usul oleh pangeran kegelapan Apakah Tuhan membangun setan?
SITUS JUDI TERPERCAYA SLOT4D
Ini adalah pertanyaan yg bagi sebagian akbar orang Kristen akan menjawab tentu nir! Tetapi apabila kita ingin mencari tau bagaimana setan itu mampu terdapat, kita nantinya akan menemukan jawaban menurut 2 sudut pandang yg berbeda. “Di pada Kitab Perjanjian Lama, terdapat berapa kali tokoh setan atau iblis disebutkan? ternyata jawaban yg sempurna merupakan; tokoh setan atau Iblis hanya 15 kali disebutkan pada pada buku Perjanjian Lama. Bahkan menurut 39 kitab Perjanjian Lama, tokoh iblis atau setan hanya disebutkan pada pada tiga kitab , yaitu: 1Tawarik, Ayub, & Zakharia. Kemudian menurut audience terdapat yg protes, katanya “bagaimana menggunakan cerita yg terdapat pada Kejadian pasal tiga mengenai kejatuhan insan”. Saya jawab coba baca baik-baik apakah terdapat disebutkan setan atau iblis pada pasal itu?. Saya menjawab, nir pernah terdapat disebutkan Iblis atau setan pada teks Kejadian Pasal tiga, yg terdapat hanyalah pada sebutkan ular. Asal usul istilah Setan (שטָן) Dalam bahasa Ibrani, istilah Setan (שטָן) originalnya berarti musuh, lawan, & pendakwa. Contohnya kita mampu lihat menurut Kitab Bilangan pasal 22:22; 22:32 (dimana istilah setan שטָן pertama kali disebutkan) istilah setan disebutkan menjadi lawan. Namun bangkitlah marah Allah waktu beliau pulang, & berdirilah Malaikat TUHAN pada jalan menjadi LAWANNYA(לְשטָן – le’ Satan). Bileam mengendarai keledainya yg betina & 2 orang bujangnya terdapat beserta-sama menggunakan beliau. – Bilangan 22:22 Kemudian, menjadi model berikut istilah setan dipakai pada artian menjadi dakwaan. Biarlah orang-orang yg MENDAKWA (שׂוֹטְנַי - sotnay) saya berpakaikan noda, & berselimutkan malunya menjadi jubah. - Mazmur 109:29 Dari model-model ayat diatas, (& masih poly lagi) kita temukan disana bahwa, istilah שטָן (STN) dalam awalnya belum adalah suatu bentuk wujud eksklusif atau tokoh yg selama ini kita kenal menjadi setan atau iblis. Pemahaman Yahudi Pada awalnya kata "setan" pada Kitab-Kitab Yahudi hanya dipakai menjadi istilah yg bermakna "lawan" atau "penuduh", beberapanya bisa ditinjau dalam ayat (1 Samuel 29:4) pada mana Panglima Bangsa Philistine takut bilamana Daud akan sebagai שָׂטָ֣ן "Setan" (Lawan) mereka. Pada Kitab (Bilangan 22:22) Tuhan mengirimkan malaikat buat sebagai שָׂטָ֣ן "Setan" (Lawan) atas Bileam yg ikut pulang beserta orang-orang Moab yg berniat menyerang bangsa Israel. Kata "setan" baru secara perlahan-huma berubah maknanya sebagai "makhluk ghaib dursila" selesainya kepercayaan Yahudi menyerap paham dualisme menurut kepercayaan Zoroastrianisme pada waktu Israel dikontrol sang Persia dalam tahun 539-332 SM.[5][6] Sebelum waktu itu, kepercayaan Yahudi mempercayai bahwa segala hal yg baik juga tidak baik seluruhnya asal menurut Tuhan.[7] Tetapi ini mengakibatkan polemik & pertanyaan dasar akan teodisi. Bagaimana Tuhan yg Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tega membiarkan kejahatan & penderitaan terdapat. Para pemuka Yahudi pun menerima penyelesaiannya selesainya mereka menemukan sosok Angra Mainyu pada pada ajaran kepercayaan Zoroastrianisme. Angra Mainyu atau dikenal pula menjadi Ahriman merupakan suatu entitas dursila yg terpisah menurut Ahura Mazda, sosok Tuhan & asal menurut segala kebaikan dalam ajaran kepercayaan Zoroastrianisme.[8] Konsep inilah yg lalu sebagai pondasi terbentuknya sosok setan sebagaimana yg dikenal kini .[6] Evolusi Setan (berdari usul keluarnya tokoh Setan pada buku Perjanjian Lama) Pada zaman Israel antik, kurang lebih abad ke 10 SM, umat yg lalu dikenal menggunakan sebutan Israel, percaya pada satu Tuhan yg universal. Bagi masyarat Israel dalam masa itu, mereka percaya pada Tuhan yg mempunyai kuasa absolute (omnipotent) yg mana, seluruh kenyataan yg terjadi pada muka bumi ini, baik itu demam isu hujan, demam isu kemarau, badai, demam isu panen, demam isu kering, ataupun segala sesuatu yg baik, bahkan yg tidak baik, semuanya itu tiba menurut Tuhan. Adakah model menurut buku Perjanjian Lama, yg menyatakan bahwa sesuatu yg tidak baik atau yg dursila itu pula asal menurut Tuhan? Namun Roh TUHAN sudah mundur menurut dalam Saul, & kini beliau diganggu sang roh dursila yg menurut dalam TUHAN. - 1 Samuel 16:14 yg berakibat terperinci & membangun gelap, yg berakibat nasib mujur & membangun nasib malang (רָע וּבוֹרֵא create evil) ; Akulah TUHAN yg menciptakan semuanya ini. - Yesaya 45:7 Bagi bangsa Israel antik, Tuhan mempunyai kuasa yg mutlak. Bahkan Ia pula bertanggung jawab atas segala yg tidak baik yg terjadi pada kehidupan insan, yg skarang ini kita anggap dilakukan sang setan. Tradisi keluar menurut Mesir Dalam bepergian sejarah bangsa Israel, cerita mengenai bebasnya mereka menurut perbudakan pada Mesir, dipercaya menjadi suatu perbuatan tangan Tuhan yg dasyat. Atas kerpercayaan inilah mereka percaya Tuhan akan senantiasa melindungi mereka menggunakan kekuatanNya yg ajaib, sebagaimana Ia tunjukan waktu membebaskan mereka menurut perbudakan pada Mesir. Tapi dalam kenyataannya, mereka mengalami suatu malapetaka yg akbar dikemudian hari. Mereka pada pencaplokan sang Asyur & Babilon. Hidup pada pembuangan menciptakan para pemikir-pemikir Yahudi dalam waktu itu berkesimpulan, bahwa seluruh malapetaka yg Tuhan datangkan ini (Amos 4) merupakan dampak menurut pelanggaran (misalnya menyembah berhala) yg dilakukan sang bangsa Israel (Ratapan 1:4-5) . Lantaran itu menjadi solusi, buat menghilangkan seluruh malapetaka itu, mereka wajib menciptakan suatu reformasi keaagamaan. Dan itulah yg dilakukan sang mereka waktu mereka balik menurut pembuangan (Nehemia 8:dua-4) Lahirnya paham Apokaliptik Apa yg terjadi selanjutnya? Apakah selesainya mereka balik menduduki tanah air mereka, selesainya menurut pembuangan, & sudah mengadakan reformasi keagamaan, menggunakan balik menuruti akan segala aturan-aturan & ketetapan Tuhan, mereka buat selamanya akan terbebas menurut malapetaka-malapetaka? Ternyata liputan sejarah berbicara lain. Kerajaan Yunani lalu tiba buat berkuasa. Terlebih waktu daerah palestina pada kuasai sang Anthiokus Ephipanes. Orang-orang Yahudi balik mengalami penderitaan yg hebat. Bahkan kaabah yg mereka dirikian menjadi perindikasi reformasi keaagamaan mereka, pada “najiskan” semasa pemerintahan Anthiokus Ephipanes. Apa yg keliru skarang ini? Bukankah mereka sudah melakukan reformasi keaagamaan? Bukankah mereka sudah balik menuruti segala ketetapan –ketetapan & aturan Tuhan, yg mana mereka dulu percaya bahwa lantaran melanggar ini seluruh bala-bala itu timbul?. Mencermati keadaan misalnya ini, balik para pemikir Yahudi ingin mencari & menerima suatu penjelasan, mengapa ini seluruh mampu terjadi. Hasilnya merupakan, lahirnya suatu paham yg diklaim “Apokaliptik” (menurut bahasa Yunani yg berarti pengungkapan) mereka menemukan bahwa, ternyata terdapat peperangan yg terjadi dalalam kosmik ini, yaitu antara kuasa yg baik & kuasa yg dursila & ini seluruh terjadi diluar menurut pemahaman insan. apabila kuasa yg baik itu direpresentasikan menggunakan (tokoh) Tuhan demikian pula lawannya, yaitu kuasa kejahatan wajib direpresentasikan pula menggunakan suatu sosok. Saat inilah setan atau iblis menjadi suatu sosok atau tokoh timbul ke pada permukaan. Mereka akhiryna mengerti bahwa penderitaan yg mereka alami merupakan dampak menurut imbas kuasa yg dursila, yg waktu itu (present age) atas persetujuan Tuhan menguasai bumi ini yg suatu waktu nanti (age to come) Tuhan akan secara datang-datang menghancurkan kerajaan dursila itu & akan menggantikan menggunakan kerajaanNya & memerintah buat selamanya. Pada zaman (Sekitar abad ke tiga SM) inilah, keluarnya goresan pena-goresan pena apokaliptik yg coba menunjukkan bahwa ternyata terdapat kuasa kegelapan yg sebenarnya merupakan asal menurut seluruh malapetaka-malapetaka yg terjadi. Kitab-buku misalnya Henokh, Wisdom, Sirach, & lain-lain bahkan buku -buku misalnya Tawarik (sebagian?) Ayub, Zakaria, (termasuk pula Daniel) pula diproduksi dalam masa ini, yg berakibat tokoh Iblis menjadi biang keladi menurut seluruh penderitaan yg menimpa orang sahih. Dalam kitab Slavonic Book of Enoch, xxix. 4, Setan disebutkan, (sebagaimana yg kita tau kini ) mulanya merupakan seseorang pemimpin menurut para Malaikat yg lalu jatuh. Juga disitu disebutkan bagimana Hawa tertipu sang tipu makar menurut Iblis yg berwujud menjadi ular. Kesimpulan Dari sudut pandang theologi Setan merupakan asal menurut segala kekacauan yg terjadi pada global ini. Ia yg dulunya merupakan pemimpin menurut dalam malaikat, sang lantaran kesombongan & keangkuhannya beliau lalu jatuh & memimpin pemberontakan melawan Tuhan. Tetapi ditinjau menurut sudut pandang sejarah (“historical”) menurut bukti temuan literature antik yg kita miliki waktu ini, tokoh setan sebenarnya baru timbul mulai menurut abad ke tiga, output menurut suatu revolusi berpikir, yg mencoba mencermati suatu keadaan yg sulit menurut suatu pertanyaan mengapa orang sahih permanen menderita. Gambaran Ini bahkan mampu terlihat menurut dua ayat menurut dua buku yg berbeda 1 Tawarik 21:1 • Iblis bangkit melawan orang Israel & beliau membujuk Daud buat menghitung orang Israel. dua Samuel 24:1 • Bangkitlah jua marah TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: "Pergilah, hitunglah orang Israel & orang Yehuda." apabila diperhatikan baik-baik , ke 2 ayat menurut ke 2 buku ini menceritakan hal yg sama. Tetapi perbedaannya merupakan Kitab Tawarik merupakan output produksi kurang lebih abad ke-tiga SM yg ditentukan sang paham Apokaliptik . Sehingga, apabila pada dua Samuel 24:1 disebutkan, Tuhan yg menghasut Daud, pada 1 Tawarik 21:1 yg membujuk Daud merupakan Iblis. Artinya, menurut bukti literatur yg terdapat, merupakan suatu kemungkinan yg akbar bahwa, dalam zamam Daud (10 SM)orang-orang Israel belum mengenal dan mengetahui adanya tokoh setan itu. Pemahaman Kristen Artikel primer: Satan (Kristen) Pada buku Ayub, istilah "Setan" beralih sebagai tokoh yg memiliki kiprah misalnya jaksa penuntut pada peradilan langit.[9] Setan menilai ketaatan Ayub yg dipuji-puji sang Tuhan hanya lantaran Ayub selalu pada-anak-emaskan Tuhan. Tuhan pun mengizinkan Setan supaya dirinya menguji Ayub menggunakan merenggut harta miliknya Ayub asalkan beliau nir mencelakai Ayub. Setan pun melakukan misalnya istilah Tuhan, tetapi Ayub permanen taat pada Tuhan. Di waktu Tuhan balik memuji-muji Ayub,
SITUS JUDI TERPERCAYA SLOT4D
Setan menunjukkan tantangan lain. Setan konfiden jika Ayub terluka secara fisik maka beliau akan berpaling menurut Tuhan. Tuhan pun mengizinkan Setan buat mencelakai Ayub asalkan beliau nir membunuhnya. Tetapi Ayub permanen bertenaga ketaatannya dalam Tuhan. Setelahnya Setan pun menghilang menurut cerita ini.[10] Menurut T.J. Wray & Gregory Mobely, Ayub dalam cerita ini merupakan bentuk simbolik yg mewakili bangsa Israel yg sudah mengalami banyak sekali penderitaan, misalnya kehancuran Yerusalem & pembuangan ke luar negeri dalam masa Babilonia. Pada pencitraan ini setan belum sepenuhnya dursila & hanya menjalankan tugasnya menjadi jaksa penuntut dibawah wewenang Tuhan.[5] Bentuk final menurut Setan dalam Perjanjian usang bisa ditemukan dalam Kitab 1 Tawarikh, yg adalah keliru satu menurut buku -buku kudus Yahudi terakhir yg ditulis (dalam kurang lebih tahun 300 SM). Kitab 1 Tawarikh menceritakan balik kisah Daud yg sebelumnya sudah ditulis dalam Kitab dua Samuel. Di pada (dua Samuel 24), Tuhan yg murka mendorong Daud buat melakukan sensus dalam masyarakat pada Kerajaannya, tetapi dalam buku (1 Tawarikh 21:1) dikatakan bahwa Daud melakukan sensus lantaran dihasut sang Setan. Pada waktu ini Setan yg awalnya hanyalah sebuah kata sederhana buat menggambarkan segala jenis "lawan" atau "musuh", ntah beliau itu insan atau malaikat, akhirnya tumbuh sebagai sosok asal kedengkian atau kejahatan. Konsep akan Setan ini terus berkembang pada luar buku -buku primer Yahudi, periode yg lalu dikenal menjadi intartestamental.[6] Dalam kepercayaan Kristen, Setan pula dikenal menggunakan sebutan Diabolos (διάβολος) yg mana lalu diserap ke pada bahasa arab sebagai Iblis melalui mediator Bahasa Suryani.[11] Setan dipercaya sama menggunakan Ular dalam (Kejadian tiga) yg dilaknat Tuhan sebagai akibatnya berjalan secara menjalar selamanya lantaran sudah menyesatkan Hawa buat memetik butir menurut Pohon Pengetahuan Tentang Yang Baik Dan Buruk.[12][13] Nama Nama generik menurut "Setan" pada Alkitab Kristen merupakan "Iblis". Dalam bahasa Inggris dipakai istilah "devil" yg diturunkan menurut istilah bahasa Inggris Pertengahan devel, menurut bahasa Inggris Kuno dēofol, yg diambil menurut kata Germanik awal pinjaman menurut istilah bahasa Latin diabolus, yg sebenarnya asal menurut bahasa Yunani diabolos "pemfitnah (slanderer)", menurut diaballein "to slander", "memfitnah": beliau- "melalui" + ballein "menggulung".[14] Dalam Perjanjian Baru, istilah satan & diabolos dipakai bergantian menjadi sinonim.[15][16] Beelzebub, artinya "Dewa Lalat", merupakan nama hinaan pada Alkitab Ibrani & Perjanjian Baru buat sesosok tuhan Filistin yg nama asalnya mungkin merupakan "Ba'al Zabul", artinya "Baal si pangeran".[17] Kitab-buku Injil Sinoptik mengidentifikasi Setan & Beelzebub menjadi tokoh yg sama.[15] Nama Abaddon (artinya "loka kebinasaan") dipakai enam kali pada Perjanjian Lama, terutama menjadi nama wilayah pada Sheol.[18] Wahyu 9:11 mendeskripsikan Abaddon, yg namanya diterjemahkan ke pada bahasa Yunani menjadi Apollyon, artinya "si pembinasa", menjadi sesosok malaikat yg memerintah Abyss.[19] Dalam penggunaan modern, Abaddon tak jarang disamakan menggunakan Setan.[18] Asal usul Menurut doktrin Kristen Trinitarian, dalam mulanya, Setan merupakan malaikat Tuhan yg bernama Lucifer. Istilah “malaikat” berarti “utusan.” Semua malaikat diciptakan sang Tuhan. Kolose 1:16 mengatakan: “Lantaran pada pada Dia-lah sudah diciptakan segala sesuatu, yg terdapat pada sorga & yg terdapat pada bumi, yg kelihatan & yg nir kelihatan, baik singgasana, juga kerajaan, baik pemerintah, juga penguasa; segala sesuatu diciptakan sang Dia & buat Dia.” Lucifer diciptakan menggunakan estetika yg paripurna sebagai akibatnya beliau merupakan makhluk kreasi Tuhan yg paling manis.
SITUS JUDI TERPERCAYA SLOT4D
Ia dipenuhi hikmat sebagai akibatnya beliau merupakan makhluk kreasi Tuhan yg terpandai. Dari semua malaikat yg terdapat pada Surga, Lucifer-lah yg paling pintar, manis & berkuasa. Yehezkiel 28:12 mencatat: “…..gambar menurut kesempurnaan engkau, penuh hikmat & maha latif.” Walaupun malaikat merupakan makhluk yg latif & berkuasa, tetapi mereka nir boleh disembah lantaran malaikat merupakan makhluk kreasi Tuhan. Hanya Tuhan, Sang Pencipta saja yg patut disembah. Kata Satan (menggunakan alfabet akbar ) hanya dipakai 2 kali pada pada Alkitab Terjemahan Baru (Wahyu 12:9, 20:dua) buat akar istilah Yunani Satanas yg diterjemahkan sebagai "Iblis" pada 34 loka yg lain pada Alkitab.[20][21] Oleh karenanya sinonim "Satan" yg terdekat pada pada bahasa Indonesia merupakan "Iblis". Lucifer & Beelzebul merupakan 2 nama lain yg diklaim pada pada Alkitab yg tak jarang kali dikaitkan menggunakan Satan. Nama "Lucifer" pada pada teologi Kristen diidentifikasikan menggunakan "putera Fajar" pada pada Yesaya 14:12 yg dikaitkan menggunakan "pemfitnah" pada bagian lain pada Perjanjian Lama. Beelzebub atau Beelzebub merupakan nama tuhan orang Filistin (lebih tepatnya homogen Baal, menurut istilah Ba‘al Zebûb, yg artinya "Dewa Lalat") & pula dipakai pada Perjanjian Baru menjadi sinonim buat Satan. Selain itu Satan pula digambarkan menjadi ular & naga (ular naga) & poly lagi. Di pada kisah Kejadian, Satan diidentifikasikan menjadi ular yg membujuk Hawa buat memakan Buah Pengetahuan yg Baik & yg Benar. Wahyu 20:dua menyebut bahwa "si ular tua itu, yaitu Iblis & Satan." Pemahaman Islam Menurut ajaran Islam, istilah setan dalam dasarnya mempunyai arti menjadi istilah sifat, yg mampu dipakai pada makhluk menurut golongan jin, insan, & hewan. Kemudian Ibnu Katsir menyatakan jua, bahwa setan merupakan seluruh yg keluar menurut watak jenisnya menggunakan kejelekan. “ ...& demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (menurut jenis) insan & (menurut jenis) jin, sebagian mereka membisikkan pada sebagian yg lain perkataan-perkataan yg latif-latif buat menipu (insan). (Al-An’am: 112) ” Dalam ayat ini mengungkapkan bahwa Allah berakibat setan menurut jenis insan, misalnya halnya setan menurut jenis jin, & hanyalah setiap yg durhaka diklaim setan, lantaran akhlak & perbuatannya menyelisihi akhlak & perbuatan makhluk yg sejenisnya, & lantaran jauhnya menurut kebaikan. Pemahaman Bahá'í Dalam kepercayaan Bahá'í, Satan nir dipercaya menjadi kekuatan dursila yg berkiprah sendiri misalnya pada kepercayaan -kepercayaan lainnya, namun ditinjau menjadi kodrat yg lebih rendah dalam insan. `Abdu'l-Bahá mengungkapkan: "Kodrat yg lebih rendah dalam insan ini dilambangkan menjadi Satan - ego dursila pada pada diri kita, bukan kepribadian dursila pada luar.Roh-roh dursila lain yg diimani sang agama -agama lainnya (misalnya jin) pula dipercaya menjadi metafor sifat yg dimiliki & ditunjukkan sang insan waktu beliau berpaling menurut Tuhan.[26] Sementara itu, tindakan-tindakan yg digambarkan menjadi tindakan "kesetanan" pada naskah-naskah Bahá'í mengacu pada perbuatan insan yg ditimbulkan sang impian-impian yg mementingkan dirinya sendiri. Pertanyaan apabila Setan dalam waktu ini dibinasakan sang Tuhan, apakah insan akan berhenti berbuat dosa?
SITUS JUDI TERPERCAYA SLOT4D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar