Joan of Arc di Pengepungan Orléans oleh Jules Eugène Lenepveu , dilukis 1886–1890
Pengepungan Orléans (12 Oktober 1428 - 8 Mei 1429) merupakan awal dari titik balik Perang Seratus tahun antara Prancis dan Inggris. Perang ini merupakan kemenangan militer besar pertama kalinya kerajaan Prancis atas kekalahan telak mereka di Pertempuran-pertempuran sebelumnya hingga puncaknya di Agincourt pada tahun 1415, dan juga merupakan kali pertamanya Joan of Arc masuk untuk membela Prancis.
Pengepungan ini berlangsung disaat puncak kemenangan Inggris selama perang 100 tahun. Kota ini memiliki arti strategis dan simbolis bagi kedua pihak yang saling bertikai. Menurut seorang bangsawan Inggris, John dari Lancaster, ia akan berhasil mewujudkan impian Henry V untuk menaklukkan seluruh Prancis jika Orléans jatuh. Selama setengah tahun pengepungan, Inggris bersama sekutunya memang sudah yakin akan menang tetapi kemudian pengepungan itu gagal total hanya dalam tempo sembilan hari setelah kedatangan Joan. SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Spoiler for Kilas balik perang 100 Tahun:
Asal mula perang 100 tahun Pengepungan Orléans terjadi ditengah Perang Seratus Tahun, wilayah itu diperebutkan diantara kerajaan Prancis dan Inggris. Awal perang 100 tahun sendiri dimulai pada tahun 1337 ketika Raja Edward III dari Inggris mengklaim tahta atas Prancis, sebuah klaim yang didasarkan karena dirinya adalah putra Isabella dari Perancis sehingga ia merasa memiliki hak atas tahta Prancis.
Peta Perancis saat perang 100 tahun
Setelah kemenangan besar di Agincourt pada tahun 1415, Inggris berada diatas angin, mereka menduduki sebagian besar Prancis utara. Di bawah Perjanjian Troyes pada tahun 1420, Raja Inggris, Henry V menjadi pewaris tahta atas kerajaan Perancis. Melalui perjanjian ini pula, Henry kemudian menikahi Catherine, putri raja Prancis saat itu, Charles VI sehingga kemudian dia memiliki hak legitimasi lebih besar ke tahta Prancis apabila Charles wafat. Charles of Valois ( Dauphin of France), putra Charles VI yang merupakan pewaris sah kerajaan Perancis dihilangkan hak nya.
Spoiler for Fase awal pengepungan:
Fase awal pengepungan Pengepungan Orléans secara resmi dimulai pada tanggal 12 Oktober 1428, dimulai dengan ditembakannya artileri pada tanggal 17 Oktober.
Peta pengepungan Orleans
Titik penting dalam pengepungan ini adalah benteng yang disebut Les Tourelles. Les Tourelles terletak di sebuah pulau di sungai Loire sebelah selatan Orleans, dan sebuah jembatan menghubungkan kota orleans dengan gerbang Les Tourelles. Kedua belah pihak menyadari pentingnya jembatan itu, dan Inggris menyerangnya namun sempat tertahan karena cuaca yang buruk. Demikian juga Prancis berusaha menghancurkan jembatan tersebut untuk mencegah Inggris menyebrang dan merebut Orleans.
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D Prancis mendapatkan beberapa keberuntungan disaat awal, ketika komandan Inggris, Lord Salisbury, terluka parah karena kecelakaan saat memeriksa meriam di Tourelles yang baru saja dia kuasai. Dia adalah salah satu korban terkenal pertama yang disebabkan oleh artileri dalam peperangan dimasa itu. Namun, kematiannya hanyalah penundaan sebentar akan keberhasilan pengepungan itu yang memang sudah tidak dapat dielak lagi. Pembantu lord Salisbury, Lord Suffolk segera mengambil alih komando dan ia secara gemilang berhasil mengepung Orleans dan memutus semua pasokan untuk kota tersebut.
Battle of Herrings
Beberapa waktu kemudian, pasukan bantuan Prancis dikerahkan untuk membongkar pengepungan itu, namun apesnya lagi mereka kembali dipermalukan dan dihancurkan dalam Pertempuran Herrings. Kekalahan demi kekalahan yang dialami oleh Prancis dan juga pengepungan yang berlangsung berlarut-larut sontak membuat moral pasukan Prancis jatuh ke titik nadir. Keadaan saat itu sangatlah buruk sehingga membuat para pembela Orleans menawarkan untuk menyerah dan memberikan kota itu ke Burgundi, sekutu Prancisnya Inggris. Namun, pihak Inggris menolak tawaran semacam itu. Bagi Inggris, Orleans sudah pasti akan jatuh, dan Inggris juga tidak ingin Orleans jatuh ke pihak Burgundy, sekutu mereka. Memang saat itu, hanya sebuah keajaibanlah yang bisa menyelamatkan Orleans.
Spoiler for Kemunculan Joan of Arc:
Joan of Arc "Maid of Orleans"
Jeanne D' Arc digambarkan memperoleh ilham dari surga untuk menyelamatkan Prancis
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D Ketika pasukan Inggris mempermalukan pasukan Prancis di Pertempuran Herrings, seorang gadis petani dari desa kecil bernama Domremy di Perancis timur, Joan, membujuk seorang kapten lokal untuk membawanya ke istana Charles VII di Chinon. Konon, Joan of Arc saat itu mengatakan kepada kapten tersebut bahwa pada saat itu, Prancis akan kembali menderita kekalahan di Orleans (La Chronique de la Pucelle). Pernyataan semacam itu sebenarnya rentan terhadap bias konfirmasi, karena nyatanya saat itu ada banyak pertempuran dekat Orleans dan sesuatu pasti akan muncul yang menyerupai kekalahan, tetapi kapten Robert de Baudricourt , dilaporkan menjadi yakin akan berkah yang didapat oleh Joan ketika dia mendengar berita tentang Pertempuran Herring, dan setuju untuk membawanya ketempat Charles Dauphin.
Menurut cerita, di Chinon, Joan of Arc menemui Charles dihadapan para bangsawan Prancis. Dengan berani, ia meyakinkan bahwa Charles dipilih oleh Allah untuk menjadi Raja Prancis, dan dia ditugaskan untuk mengantarkan Charles untuk ditasbihkan sebagai raja. Ketika ditanyakan bagaimana bisa raja akan dilantik sedangkan upacara pelantikan harus berlangsung di Reims, sedangkan Orleans saja sedang diblokade oleh Inggris, Joan mengatakan akan membebaskan Orleans. Tidak langsung percaya, namun para pembesar Prancis termasuk Charles sendiri terkesima dengan kepintaran dan kepercayaan diri Joan, lalu mereka memutuskan untuk mengirimkan Joan kepada otoritas gereja untuk diselidiki.
Joan of Arc berbicara dengan Charles Dauphin
Setelah pemeriksaan menyeluruh oleh otoritas teologi, mereka tidak menemukan hal yang salah pada diri Joan walaupun tidak dapat memastikan kebenaran kisahnya. Charles memutuskan untuk mempercayai Joan, setidaknya untuk sementara. Sesuai permintaannya Joan dijadikan sebagai Kapten kepala dan memimpin seluruh sisa militer Prancis untuk menyelamatkan Orleans. Dia diberi kuda perang, baju besi yang lengkap, sebuah coat arms, dan spanduk yang bertuliskan “Jhesus Maria.”
Joan dengan Bannernya
Spoiler for Joan of Arc di Orleans:
Pembebasan Orleans Sebelum berangkat ke Orleans, Joan dengan keren mengirim pesan ke Inggris yang berbunyi "Pergilah, atau aku akan membuatmu pergi." Joan of Arc tiba di Orleans bersama dengan logistik dan bala bantuan pada malam 29 April melalui sungai Loire, di mana dikatakan angin tiba-tiba berbalik arah. Hal itu membuat Joan of Arc bersama pasukan Prancis memasuki kota dengan lancar. Desas-desus tentang keajaibannya mulai tersebar dimana-mana.
Joan of Arc memasuki Orleans dengan sambutan harapan dari rakyat
Dengan reputasinya yang membawa keajaiban, moral prajurit dan masyarakat Prancis yang sedang berada di titik nadir meningkat karena kehadirannya. Dengan keberadaannya di Orleans, pengepungan menjadi tidak terlalu mengerikan lagi. Sementara itu, orang-orang Inggris yang sebelumnya menertawakan Joan dan pasukan Prancis yang dipimpin oleh seorang gadis petani mulai gelisah karena pengepungan tidak juga membuahkan hasil. Mereka juga percaya pada kekuatan Joan, walau lebih menganggap bahwa Joan adalah seorang penyihir.
Kini didalam kota Orleans sudah terdapat logistik dan juga pasukan yang lumayan jumlahnya. Sejumlah serangan terjadi di benteng dan pos-pos pertahanan Inggris. Pos timur di St. Loup diserbu sehingga pengepungan Orleans dari arah timur praktis terbongkar. Kemudian sebuah serangan terhadap salah satu benteng di selatan kota itu sempat menyebabkan Joan of Arc terluka, yang menyebabkan pasukan Prancis hampir desersi dalam kekalahan, tetapi Joan kembali keposisinya dan dengan teguh mengumpulkan kembali tentara Prancis, hingga mereka berhasil merebut benteng ini. Kini praktis hanya tersisa Les Tourelles sebagai benteng pertahanan Inggris di selatan Orleans.
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D Beberapa rekan Joan memberi masukan bahwa lebih baik Les Tourelles direbut dengan cara pengepungan. Namun Joan of Arc dengan keras kepala mengemukakan bahwa benteng itu harus diserang secara frontal. Setelah taktik pengepungan yang dijalankan terbukti tidak membuahkan hasil yang berarti, pada tanggal 7 Mei, Joan of Arc memimpin 2.000 pasukan menyerbu Les Tourelles. Saat fase awal penyerbuan, ketika Joan sedang mendaki tangga, dia terluka oleh panah yang menembus baju zirahnya. Saat itu pasukan Inggris sedang mati-matian berjibaku dalam bentrok dan berharap dapat menangkap Joan, namun Joan berhasil diamankan. Beredar desas-desus bahwa Joan tewas dalam pertempuran, hal itu membuat moral Inggris naik dan menghancurkan moral pasukan Prancis.
Joan of Arc gigih dan nekat mencapai puncak benteng
Tidak lama kemudian, Joan of Arc tampil kembali. Pasukan Inggris benar-benar terkejut ketika dia muncul kembali, dan ketika spanduknya menyentuh dinding, Joan of Arc memimpin pasukan Prancis ke dalam serangan ganas berikutnya. Di lain kesempatan, pasukan Prancis yang berada didalam Orleans memperbaiki jembatan gantung dan setelahnya segera bergerak untuk menyerang Les Tourelles dari utara. Pasukan Inggrispun dipaksa kembali kedalam menara, tetapi naas ketika mereka menyeberangi jembatan gantung, William Gladsdale, komandan benteng Inggris jatuh ke dalam Loire ketika jembatannya rusak. Dia dan beberapa perwira tinggi Inggris lainnya tenggelam. Benteng itu dengan cepat jatuh ke dalam tangan pasukan Prancis sesudahnya.
Sesudah Loire selatan sepenuhnya berada di bawah kendali Perancis, mengepung Orleans lebih lanjut menjadi tidak ada artinya sama sekali, pasukan Inggris kemudian mengundurkan diri ke benteng mereka yang lain. Sehari kemudian kedua pasukan bertemu kembali. Namun kali ini Joan menahan pasukannya untuk tidak berperang, dia menggunakan alasan hari minggu adalah hari yang suci untuk melarang pasukannya berperang, padahal banyak yang menginginkan pengejaran. ahli militer modern menilai keputusan ini adalah keputusan yang tepat. Adalah konyol untuk mempertaruhkan kemenangan besar di Orleans hanya untuk berperang dengan pasukan Inggris tanpa hasil yang jelas. Kalaupun menang mereka hanya akan mengurangi sejumlah pasukan Inggris yang masih memiliki posisi penting dan pasukan di kota lainnya disebelah utara, kalau kalah maka kemenangan besar pertama mereka akan menjadi sia-sia dan seluruh harapan yang timbul pada diri Joan akan runtuh. Perlu dicatat, saat itu tentara Inggris berjumlah jauh lebih banyak dan persenjataan mereka lebih lengkap.
Joan of Arc dalam penobatan raja
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D Setelah kemenangan besar di Orleans, Joan segera merencanakan serangan untuk merebut Reims, tempat raja Prancis dinobatkan sebagai raja. Taktiknya yang frontal dan gemilang disertai kepercayaan diri yang besar membuat pasukan Prancis tidak ragu untuk mengikutinya. Setelah beberapa posisi strategis menuju Reims berhasil direbut diantaranya Jargeau, Inggris yang tidak mengira akan secepat ini Prancis menyerang buru-buru mengerahkan pasukan untuk melawan laju maju Prancis, naas pasukan Inggris yang tergesa-gesa ini hancur dalam pertempuran Patay, hingga akhirnya Reims pun jatuh dan Charles VII berhasil dinobatkan sebagai raja Prancis. Joan of Arc hadir dalam penobatan ini dan dia memiliki sumbangan terbesar untuk keberhasilan ini, serta keberhasilan dalam mengangkat kembali semangat juang orang-orang Prancis, walaupun dimasa depan dia berhasil ditangkap dan dieksekusi oleh Inggris dalam hukuman bakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar