Medieval Knight
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Ksatria (Knight) adalah tentara yang paling ditakuti dan paling terproteksi di medan perang pada abad pertengahan. Selain itu, mereka juga termasuk dalam anggota masyarakat yang berpakaian paling bagus dan diajari tentang nilai kesopanan lebih dibanding masyarakat umum lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu dalam Abad Pertengahan, untuk mencapai status yang tinggi ini kelak akan menjadi semakin sulit. Persyaratan utama termasuk haruslah dari kelahiran bangsawan (kalau bukan bangsawan dan tidak punya koneksi keatas, paling mentok hanya menjadi Squire), pelatihan sejak dini, investasi uang yang banyak untuk membeli senjata, kuda, dan juga biaya edukasi tentang aturan kesatria. Perawakan yang baik, pakaian yang bagus, lambang yang mencolok, serta kemampuan untuk melantunkan puisi dan syair adalah tambahan opsional tetapi sangat diharapkan apabila seorang ksatria ingin naik ke puncak tingkat elit masyarakat pada abad pertengahan.
Perlengkapan
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Seorang ksatria harus bisa menunggangi kuda sambil membawa perisai dan tombak kayu dengan panjang sekitar 2,4 - 3,0 meter (8-10 kaki) jadi dia perlu berlatih mengendalikan kuda hanya dengan menggunakan lutut dan kakinya. Dia harus mampu menggunakan pedang berat dengan panjang satu meter (40 inci). Keterampilan dengan senjata tambahan seperti belati, kapak perang, gada, busur, dan panah akan menjadi nilai tambah.
Chain mail
Armor ksatria pada abad ke-9 M biasanya berupa chain mail yang terdiri dari cincin besi kecil yang saling dikaitkan menjadi mantel berkerudung untuk kepala, celana panjang, sarung tangan, dan sepatu yang menutupi seluruh tubuh ksatria kecuali wajahnya. Satu set lengkap chain mail bisa berbobot sampai 13,5 kilogram (30 pound). Dipermukaan biasanya dikenakan mantel tanpa lengan, yang digunakan ksatria untuk menunjukan lambang keluarganya dan negaranya.
Plate armor mulai banyak digunakan menjelang abad ke-14 M dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap panah dan sabetan pedang. Plate armor bisa melindungi semua bagian tubuh, dan bisa didesign dalam berbagai bentuk. potongan-potongan plate armor disatukan menggunakan, tali, engsel, tali kulit dan paku keling setengah lingkaran. Satu set lengkap plate armor biasanya berbobot mulai dari 20 hingga 25 kilogram (45-55 lbs). Biasanya para ksatria sering kali menggunakan armor chain mail dan plate armor secara bersamaan.
Helmet
Bagian kepala dilindungi oleh helmet. Helmet pada awalnya berbentuk kerucut sederhana, baru kemudian pelindung hidung atau wajah ditambahkan. Pada abad ke-13 M, helmet tertutup yang melindungi seluruh kepala digunakan dengan desain seperti moncong yang menonjol untuk ventilasi yang lebih baik.
Ksatria (Knight) adalah tentara yang paling ditakuti dan paling terproteksi di medan perang pada abad pertengahan. Selain itu, mereka juga termasuk dalam anggota masyarakat yang berpakaian paling bagus dan diajari tentang nilai kesopanan lebih dibanding masyarakat umum lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu dalam Abad Pertengahan, untuk mencapai status yang tinggi ini kelak akan menjadi semakin sulit. Persyaratan utama termasuk haruslah dari kelahiran bangsawan (kalau bukan bangsawan dan tidak punya koneksi keatas, paling mentok hanya menjadi Squire), pelatihan sejak dini, investasi uang yang banyak untuk membeli senjata, kuda, dan juga biaya edukasi tentang aturan kesatria. Perawakan yang baik, pakaian yang bagus, lambang yang mencolok, serta kemampuan untuk melantunkan puisi dan syair adalah tambahan opsional tetapi sangat diharapkan apabila seorang ksatria ingin naik ke puncak tingkat elit masyarakat pada abad pertengahan.
Syarat Menjadi Ksatria
ilustrasi Page boy
Proses untuk menjadi seorang ksatria dimulai sejak anak berusia dini. Titik awal rata-rata umur mereka adalah ketika mereka berusia 7 hingga 10 tahun, saat itu mereka akan disebut page boy dan dilatih belajar mengurus kuda, berburu, dan menggunakan senjata tiruan sambil melayani ksatria mereka.
Squire
Saat usia mereka 14 tahun, tahap selanjutnya adalah menjadi pengawal (squire), yang memiliki tanggung jawab lebih dari page boy, disaat ini mereka akan mulai belajar menggunakan senjata asli dan mulai mendapatkan pendidikan, terutama pendidikan tentang kesopanan. Squires membantu para ksatria dalam situasi damai maupun perang, yang diantaranya ialah memegang tombak atau perisai tambahan para Ksatria, membersihkan baju besi mereka, dan menjaga beberapa kuda yang dimiliki oleh ksatria. Jika semuanya berjalan dengan baik, Squire saat berusia sekitar 18 tahun, akan dijadikan sebagai ksatria dalam sebuah upacara yang dikenal sebagai adoubement.
ilustrasi Page boy
Proses untuk menjadi seorang ksatria dimulai sejak anak berusia dini. Titik awal rata-rata umur mereka adalah ketika mereka berusia 7 hingga 10 tahun, saat itu mereka akan disebut page boy dan dilatih belajar mengurus kuda, berburu, dan menggunakan senjata tiruan sambil melayani ksatria mereka.
Squire
Saat usia mereka 14 tahun, tahap selanjutnya adalah menjadi pengawal (squire), yang memiliki tanggung jawab lebih dari page boy, disaat ini mereka akan mulai belajar menggunakan senjata asli dan mulai mendapatkan pendidikan, terutama pendidikan tentang kesopanan. Squires membantu para ksatria dalam situasi damai maupun perang, yang diantaranya ialah memegang tombak atau perisai tambahan para Ksatria, membersihkan baju besi mereka, dan menjaga beberapa kuda yang dimiliki oleh ksatria. Jika semuanya berjalan dengan baik, Squire saat berusia sekitar 18 tahun, akan dijadikan sebagai ksatria dalam sebuah upacara yang dikenal sebagai adoubement.
adoubement
Proses Adoubement
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Saat mendapatkan Adoubement (penghargaan), seorang calon ksatria akan mandi di gereja pada malam hari. Pada hari upacara, Squire akan didandani oleh dua orang ksatria dengan mengenakan tunik putih dan ikat pinggang putih untuk melambangkan kemurnian, stoking hitam atau coklat untuk mewakili bumi yang pada suatu hari nanti akan menjadi tempat dia kembali, dan jubah merah untuk melambangkan darahnya yang akan siap ia tumpahkan demi baron, kerajaan, dan gerejanya. Dia akan diberi sebuah pedang yang diberkati oleh seorang imam dengan sumpah bahwa dia akan selalu melindungi yang miskin dan yang lemah. Pedang itu memiliki dua sisi yang melambangkan keadilan dan kesetiaan serta jiwa kesatria.
Ksatria yang memberikan Adoubement kemudian memberikan kemasyhurannya dan menyerahkan pedang beserta dengan ikat pinggangnya kepada Squire, dan memberinya ciuman di pipi. Squire itu kemudian akan mempeloreh gelar kebangsawanannya dengan ketukan ringan di bahu dan leher dengan tangan memegang pedangnya, terkadang dengan ketukan yang lebih keras yang disebut colée', hal itu dimaksudkan untuk mengingatkan dia kembali akan kewajibannya kelak untuk tidak sembarangan melakukan kekerasan kepada orang lain. Selanjutnya dia akan diberikan kuda, perisai dan Coatnya yang menanggung kehormatan lambang keluarga .Upacara itu diakhiri dengan pesta besar.
Awalnya Ksatria bisa datang dari latar belakang manapun, yang dibutuhkan hanyalah keberanian dan usaha keras. Banyak ksatria pada masa awalnya mendapatkan gelar mereka di medan perang oleh tuan atau raja mereka (di tasbihkan secara langsung dengan simbolis taji) setelah menunjukkan keberanian dan aksi-aksi tertentu dalam medan pertempuran. Namun, menjelang abad ke-13 M, kebanyakan ksatria adalah putra ksatria itu sendiri ataupun para kelas bangsawan yang ingin mempertahankan kelas mereka.
Proses Adoubement
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Saat mendapatkan Adoubement (penghargaan), seorang calon ksatria akan mandi di gereja pada malam hari. Pada hari upacara, Squire akan didandani oleh dua orang ksatria dengan mengenakan tunik putih dan ikat pinggang putih untuk melambangkan kemurnian, stoking hitam atau coklat untuk mewakili bumi yang pada suatu hari nanti akan menjadi tempat dia kembali, dan jubah merah untuk melambangkan darahnya yang akan siap ia tumpahkan demi baron, kerajaan, dan gerejanya. Dia akan diberi sebuah pedang yang diberkati oleh seorang imam dengan sumpah bahwa dia akan selalu melindungi yang miskin dan yang lemah. Pedang itu memiliki dua sisi yang melambangkan keadilan dan kesetiaan serta jiwa kesatria.
Ksatria yang memberikan Adoubement kemudian memberikan kemasyhurannya dan menyerahkan pedang beserta dengan ikat pinggangnya kepada Squire, dan memberinya ciuman di pipi. Squire itu kemudian akan mempeloreh gelar kebangsawanannya dengan ketukan ringan di bahu dan leher dengan tangan memegang pedangnya, terkadang dengan ketukan yang lebih keras yang disebut colée', hal itu dimaksudkan untuk mengingatkan dia kembali akan kewajibannya kelak untuk tidak sembarangan melakukan kekerasan kepada orang lain. Selanjutnya dia akan diberikan kuda, perisai dan Coatnya yang menanggung kehormatan lambang keluarga .Upacara itu diakhiri dengan pesta besar.
Awalnya Ksatria bisa datang dari latar belakang manapun, yang dibutuhkan hanyalah keberanian dan usaha keras. Banyak ksatria pada masa awalnya mendapatkan gelar mereka di medan perang oleh tuan atau raja mereka (di tasbihkan secara langsung dengan simbolis taji) setelah menunjukkan keberanian dan aksi-aksi tertentu dalam medan pertempuran. Namun, menjelang abad ke-13 M, kebanyakan ksatria adalah putra ksatria itu sendiri ataupun para kelas bangsawan yang ingin mempertahankan kelas mereka.
Perlengkapan
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Seorang ksatria harus bisa menunggangi kuda sambil membawa perisai dan tombak kayu dengan panjang sekitar 2,4 - 3,0 meter (8-10 kaki) jadi dia perlu berlatih mengendalikan kuda hanya dengan menggunakan lutut dan kakinya. Dia harus mampu menggunakan pedang berat dengan panjang satu meter (40 inci). Keterampilan dengan senjata tambahan seperti belati, kapak perang, gada, busur, dan panah akan menjadi nilai tambah.
Chain mail
Armor ksatria pada abad ke-9 M biasanya berupa chain mail yang terdiri dari cincin besi kecil yang saling dikaitkan menjadi mantel berkerudung untuk kepala, celana panjang, sarung tangan, dan sepatu yang menutupi seluruh tubuh ksatria kecuali wajahnya. Satu set lengkap chain mail bisa berbobot sampai 13,5 kilogram (30 pound). Dipermukaan biasanya dikenakan mantel tanpa lengan, yang digunakan ksatria untuk menunjukan lambang keluarganya dan negaranya.
Plate mail
Plate armor mulai banyak digunakan menjelang abad ke-14 M dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap panah dan sabetan pedang. Plate armor bisa melindungi semua bagian tubuh, dan bisa didesign dalam berbagai bentuk. potongan-potongan plate armor disatukan menggunakan, tali, engsel, tali kulit dan paku keling setengah lingkaran. Satu set lengkap plate armor biasanya berbobot mulai dari 20 hingga 25 kilogram (45-55 lbs). Biasanya para ksatria sering kali menggunakan armor chain mail dan plate armor secara bersamaan.
Helmet
Bagian kepala dilindungi oleh helmet. Helmet pada awalnya berbentuk kerucut sederhana, baru kemudian pelindung hidung atau wajah ditambahkan. Pada abad ke-13 M, helmet tertutup yang melindungi seluruh kepala digunakan dengan desain seperti moncong yang menonjol untuk ventilasi yang lebih baik.
Jousting & Turnamen
Disaat sedang masa damai, seorang ksatria bisa menjaga skill senjata dan berkuda mereka dengan berlatih didalam turnamen. Kompetisi ini terdiri dari dua format, yaitu mêlée yang merupakan pertempuran kavaleri tiruan di mana para ksatria harus menangkap satu sama lain untuk dijadikan tebusan dan jousting di mana seorang pengendara kuda tunggal bersenjatakan tombak menerjang lawan yang sama-sama berkuda dan bersenjata sama. Para ksatria melindungi diri mereka dengan perisai dan baju besi lengkap yang sering dikhususkan untuk jousting sehingga wajah dan lengan mereka lebih terlindungi tetapi mobilitas menjadi terganggu. Formatnya adalah Para ksatria yang sama-sama berkuda menuju satu sama lain dengan kecepatan penuh sepanjang 100-200 meter (110-220 yard) dengan tujuan menjatuhkan lawan dari kudanya. Untuk meminimalkan risiko cedera (tetapi tentu saja tidak menghilangkannya), mata senjata mereka diganti dengan ujung bermata tiga dan juga kelancipannya ditumpulkan.
Jousting
Biasanya Ksatria yang mengikuti turnamen ini akan berpenampilan gagah, seringkali juga mereka bercosplay menjadi ksatria meja bundar (Knight of the round table) yang dalam kisahnya adalah ksatria hebat yang mengikuti raja Arthur, kadang juga bergaya seperti tokoh-tokoh mytologi kuno, hal itu karena biasanya banyak bangsawan yang akan hadir dan menonton pertunjukan tersebut, turnamen juga merupakan kesempatan untuk menampilkan kehebatan mereka. Turnamen menjadi ajang yang bergengsi karena hadiah bagi para pemenang sehingga para ksatria akan berlatih dengan sungguh-sungguh.
Jousting di zaman modern
Disaat sedang masa damai, seorang ksatria bisa menjaga skill senjata dan berkuda mereka dengan berlatih didalam turnamen. Kompetisi ini terdiri dari dua format, yaitu mêlée yang merupakan pertempuran kavaleri tiruan di mana para ksatria harus menangkap satu sama lain untuk dijadikan tebusan dan jousting di mana seorang pengendara kuda tunggal bersenjatakan tombak menerjang lawan yang sama-sama berkuda dan bersenjata sama. Para ksatria melindungi diri mereka dengan perisai dan baju besi lengkap yang sering dikhususkan untuk jousting sehingga wajah dan lengan mereka lebih terlindungi tetapi mobilitas menjadi terganggu. Formatnya adalah Para ksatria yang sama-sama berkuda menuju satu sama lain dengan kecepatan penuh sepanjang 100-200 meter (110-220 yard) dengan tujuan menjatuhkan lawan dari kudanya. Untuk meminimalkan risiko cedera (tetapi tentu saja tidak menghilangkannya), mata senjata mereka diganti dengan ujung bermata tiga dan juga kelancipannya ditumpulkan.
Jousting
Biasanya Ksatria yang mengikuti turnamen ini akan berpenampilan gagah, seringkali juga mereka bercosplay menjadi ksatria meja bundar (Knight of the round table) yang dalam kisahnya adalah ksatria hebat yang mengikuti raja Arthur, kadang juga bergaya seperti tokoh-tokoh mytologi kuno, hal itu karena biasanya banyak bangsawan yang akan hadir dan menonton pertunjukan tersebut, turnamen juga merupakan kesempatan untuk menampilkan kehebatan mereka. Turnamen menjadi ajang yang bergengsi karena hadiah bagi para pemenang sehingga para ksatria akan berlatih dengan sungguh-sungguh.
Jousting di zaman modern
Pakaian
Kalangan bangsawan
Ksatria abad pertengahan berdedikasi sangat tinggi terhadap mode, bahkan profesi lain seperti pendeta sering ditegur karena berusaha membuat diri mereka tampak mencolok seperti para ksatria. Meskipun saat itu antar kelas masyarakat pakaiannya tidak terlalu jauh berbeda, ksatria yang berkocek tinggi cenderung memakai bahan pakaian yang berkualitas lebih baik. Tunik, stocking, jubah, sarung tangan, dan topi dari segala bentuk dan ukuran biasa dipakai oleh mereka. Pada Abad Pertengahan, pakaian mewah dianggap sebagai bagian dari properti yang dikenakan pajak, tentu hal tersebut menjadi tanda bagi status sosial mereka, namun adakalanya ada tanda SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Kalangan bangsawan
Ksatria abad pertengahan berdedikasi sangat tinggi terhadap mode, bahkan profesi lain seperti pendeta sering ditegur karena berusaha membuat diri mereka tampak mencolok seperti para ksatria. Meskipun saat itu antar kelas masyarakat pakaiannya tidak terlalu jauh berbeda, ksatria yang berkocek tinggi cenderung memakai bahan pakaian yang berkualitas lebih baik. Tunik, stocking, jubah, sarung tangan, dan topi dari segala bentuk dan ukuran biasa dipakai oleh mereka. Pada Abad Pertengahan, pakaian mewah dianggap sebagai bagian dari properti yang dikenakan pajak, tentu hal tersebut menjadi tanda bagi status sosial mereka, namun adakalanya ada tanda SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
atau bahan tertentu yang tidak boleh digunakan karena dibatasi oleh hukum.
Hiburan saat luang
Aktivitas rekreasi yang paling umum bagi para ksatria adalah berburu. Perburuan menggunakan anjing untuk mencari binatang di hutan setempat atau taman rusa yang dilindungi. Ketika sudah ditemukan buruannya, ksatria akan datang dengan sekawanan anjing pemburu untuk memburu binatang seperti rusa, babi hutan, serigala, rubah, dan kelinci. Saat binatang itu sudah terpojok, ksatria itu akan membunuh buruannya menggunakan tombak atau busur.
Praktek Falconry juga merupakan perburuan yang populer disaat itu.Tanpa senjata api, elang adalah satu-satunya sarana untuk menangkap burung yang terbang di luar jangkauan panahan, burung pilihan yang populer untuk falconry adalah gerfalcon, peregrine, goshawk, dan sparrowhawk, dan mangsa khas mereka adalah burung hutan, terutama bangau dan bebek.
Sebagai bagian dari kode Chivalry, para ksatria diharapkan tidak hanya terbiasa untuk bisa berpuisi tetapi juga mampu menyusun dan membuat berbagai puisi atau syair. Mereka juga bisa membaca banyak buku, buku yang biasa dibaca adalah buku-buku tentang ksatria, sopan santun dimeja makan, buku tentang perburuan, kisah-kisah dari Yunani kuno, legenda Raja Arthur , dan biografi para ksatria terkenal seperti Richard I dari Inggris(memerintah 1189-1199 M) dan Sir William Marshal (1146-1219 M). Untuk menemani waktu senggang yang agak sempit, ada permainan seperti backgammon, catur, dan dadu, yang biasanya disertakan juga taruhan, semua itu berguna untuk menghabiskan waktu berjam-jam di pengepungan kastil yang panjang yang menjadi ciri dalam peperangan abad pertengahan.
Aktivitas rekreasi yang paling umum bagi para ksatria adalah berburu. Perburuan menggunakan anjing untuk mencari binatang di hutan setempat atau taman rusa yang dilindungi. Ketika sudah ditemukan buruannya, ksatria akan datang dengan sekawanan anjing pemburu untuk memburu binatang seperti rusa, babi hutan, serigala, rubah, dan kelinci. Saat binatang itu sudah terpojok, ksatria itu akan membunuh buruannya menggunakan tombak atau busur.
Falconry, berburu di angkasa
Praktek Falconry juga merupakan perburuan yang populer disaat itu.Tanpa senjata api, elang adalah satu-satunya sarana untuk menangkap burung yang terbang di luar jangkauan panahan, burung pilihan yang populer untuk falconry adalah gerfalcon, peregrine, goshawk, dan sparrowhawk, dan mangsa khas mereka adalah burung hutan, terutama bangau dan bebek.
Sebagai bagian dari kode Chivalry, para ksatria diharapkan tidak hanya terbiasa untuk bisa berpuisi tetapi juga mampu menyusun dan membuat berbagai puisi atau syair. Mereka juga bisa membaca banyak buku, buku yang biasa dibaca adalah buku-buku tentang ksatria, sopan santun dimeja makan, buku tentang perburuan, kisah-kisah dari Yunani kuno, legenda Raja Arthur , dan biografi para ksatria terkenal seperti Richard I dari Inggris(memerintah 1189-1199 M) dan Sir William Marshal (1146-1219 M). Untuk menemani waktu senggang yang agak sempit, ada permainan seperti backgammon, catur, dan dadu, yang biasanya disertakan juga taruhan, semua itu berguna untuk menghabiskan waktu berjam-jam di pengepungan kastil yang panjang yang menjadi ciri dalam peperangan abad pertengahan.
Kesopanan
Seorang ksatria diharuskan berperilaku baik di muka umum. Dengan adanya kode etik, aturan agama dan kontrol sosial bagi kesatria diharapkan para ksatria dapat menjadi contoh bagi kebanyakan masyarakat abad pertengahan. Hal itu menjadi semakin meningkat dengan bertambahnya aliran literatur romantik yang menjadi tuntutan akan kebaikan perilaku kesatria. Untuk mempertahankan reputasi yang baik dan mendapatkan dukungan dari penguasa, seorang ksatria harus menunjukkan kualitas yang lebih dalam hal keberanian, kecakapan tentang militer, kehormatan, kesetiaan, keadilan, sopan santun, dan kemurahan hati. Hal ini terutama bagi mereka yang berasal dari kalangan bangsawan kecil. Apabila ksatria yang berasal dari kalangan ini tidak melakukan hal-hal demikian, atau bahkan berperilaku lebih buruk lagi, mereka kemungkinan bisa kehilangan status mereka sebagai ksatria dan reputatasinya bisa tercoreng, bahkan hal itu bisa berimbas kepada jeleknya nama keluarga besar mereka.
Seorang ksatria diharuskan berperilaku baik di muka umum. Dengan adanya kode etik, aturan agama dan kontrol sosial bagi kesatria diharapkan para ksatria dapat menjadi contoh bagi kebanyakan masyarakat abad pertengahan. Hal itu menjadi semakin meningkat dengan bertambahnya aliran literatur romantik yang menjadi tuntutan akan kebaikan perilaku kesatria. Untuk mempertahankan reputasi yang baik dan mendapatkan dukungan dari penguasa, seorang ksatria harus menunjukkan kualitas yang lebih dalam hal keberanian, kecakapan tentang militer, kehormatan, kesetiaan, keadilan, sopan santun, dan kemurahan hati. Hal ini terutama bagi mereka yang berasal dari kalangan bangsawan kecil. Apabila ksatria yang berasal dari kalangan ini tidak melakukan hal-hal demikian, atau bahkan berperilaku lebih buruk lagi, mereka kemungkinan bisa kehilangan status mereka sebagai ksatria dan reputatasinya bisa tercoreng, bahkan hal itu bisa berimbas kepada jeleknya nama keluarga besar mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar