Ketika Rempah-Rempah Mengubah Manusia
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Sebagian dari kita mungkin beranggapan bahwa sejarah adalah sebuah bentuk timeline. Sebuah timeline linear yang berisikan serangkaian kronologis peristiwa-peristiwa yang telah terjadi membentang pada puluhan, ratusan atau bahkan ribuan tahun di masa lalu, namun pernahkah kita membayangkan sejarah seperti sebuah jaring-jaring raksasa dengan titik-titik yang terhubung satu sama lain selama milyaran tahun lamanya dan semua titik yang terhubung itu saling berinteraksi satu sama lain dan juga sekaligus membentuk segalanya yang telah kita ketahui, alam semesta kita, planet kita, dan diri kita sendiri. Ketika kita mengamati serangkaian momen-momen perjalanan kita melalui lensa sains, secara tidak langsung kita juga telah menciptakan gagasan-gagasan yang revolusioner. Pergerakan atom-atom mengendalikan pergerakan manusia, peradaban, galaksi. Begitu juga dengan sejarah perjalanan negeri kita, sejarah bangsa kita, sejarah perjuangan kemerdekaan kita dan sejarah diri kita sendiri.
Rempah-rempah adalah sesuatu yang bernilai sangat tinggi dan juga tidak tumbuh di Eropa. Mengapa bangsa Eropa sampai “terpaksa” melakukan riset untuk mendongkrak teknologi mereka ? dan juga tentunya bercampur kenekatan untuk membuat kapal-kapal besar nan tangguh yang mampu berlayar mengarungi samudera yang ganas demi menuju pulau yang penuh rempah-rempah. Kecanduan manusia akan rempah-rempah telah dimulai sejak dahulu.
Rempah-rempah sangat berharga karena asal-usulnya yang tidak jelas. Orang Eropa mengenal rempah-rempah dari para pedagang timur tengah yang juga sebagai broker berusaha menjaga sumber rempah-rempahnya supaya tidak diketahui asal muasalnya. Orang Eropa mengasosiasikan rempah-rempah dengan negara antah berantah yang identik dengan “surga”. Tidak ada penulis abad pertengahan yang mengasosiasikan surga tanpa bau, aroma dan rasa rempah-rempah. Taman bagi para santo maupun kekasih digambarkan berbau kayumanis, pala, jahe dan cengkeh.
rempah-rempah:
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D Semakin kaya seseorang maka makanan pestanya semakin mahal karena rempah-rempahnya semakin banyak. Rempah-rempah menjadi simbol status yang untuk menikmatinya harus dipamerkan daripada dikonsumsi sendiri. Rempah-rempah akan diedarkan kepada para tamu dengan baki perak dan emas untuk dibawa pulang. Rempah-rempah disimpan sebagaimana permata berharga. Merica dan garam seringkali digunakan untuk pembayaran karena harganya sama dengan emas. Rempah-rempah juga diasosiasikan dengan pengobatan dan kesehatan. Misalnya, Cengkeh dikunyah untuk menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi.
SEBUAH MOLEKUL YANG MENGUBAH SEGALANYA
Quote:
Adalah sebuah zat yang saat ini sangat dekat dengan kehidupan kita, sebuah zat yang sudah menjadi bagian dari kultur, budaya, tradisi bahkan menjadi bagian dari diri kita sendiri dan sekaligus menjadi “candu” yang memberikan lonjakan energi dan kenikmatan bagi otak kita, Kafein.
Zat yang satu ini memberikan kita “adrenalin boost” dan karena semua orang banyak yang menginginkan dan membutuhkan “ledakan energi” ini, mereka pun meminum Teh. Pada tahun 1700’an, Teh hanya tumbuh di satu tempat, Cina. Inggris pada saat itu mengendalikan jaringan perdagangan yang luas yang didesain untuk mendistribusikan Teh ke seluruh penjuru dunia, ini adalah sebuah bentuk usaha yang luar biasa. Hanya dengan satu kali rute perjalanan dari Inggris ke Cina (melewati Indonesia) kemudian kembali ke Inggris lalu ke Amerika adalah sebuah rute pelayaran sepanjang 5.900 kilometer.
Seperti kecanduan kita terhadap tembakau, maka kecanduan kita terhadap kafein yang terdapat pada kopi dan teh memicu munculnya sebuah era perdagangan dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebuah cara modern untuk memuaskan kebutuhan biologis kuno. Sejak kita berhasil memfermentasikan buah dan menemukan alkohol primitif, kita sudah memiliki kecanduan akan bahan kimia yang mempengaruhi pikiran. Teh bukanlah satu-satunya sumber kafein pada era kolonial, ribuan kedai kopi sudah tersebar di penjuru Eropa dan Amerika, dimana para pria mendapatkan sesuatu yang tak bisa mereka dapatkan di Pub atau bar. Tidak seperti Alkohol yang cenderung menumpulkan indera, pikiran dan membuat rileks, kopi sebaliknya membuat pikiran menjadi tajam dan jernih, ini membuat otak mereka bisa bekerja dengan cepat khususnya untuk membahas masalah-masalah politik yang terjadi.
kafein:
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Masing-masing molekul pada zat ini tersusun atas empat elemen utama, yakni : Karbon, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Struktur atom Kafein mirip dengan Adenosin (sebuah zat yang memberitahu kita jika kita merasa Lelah). Ketika kita menyeruput cangkir demi cangkir kopi, kafein pun mulai bekerja dengan memblok area yg ada di otak kita dimana zat kimia penenang dihasilkan. Kafein tidak benar-benar membuat kita terjaga, melainkan hanya menghentikan otak agar tidak menyuruh kita untuk beristirahat. Jadi, zat kimia yang disebut kafein memanipulasi otak kita, tapi bagaimana bisa sebuah tanaman mengubah manusia ?
Layaknya seorang bandar narkotik yang ambisius, para pedagang Eropa ini mulai mencari kesempatan demi kesempatan untuk mendapatkan uang yang lebih banyak dengan mencoba menanam sendiri. Sialnya, negara-negara yang menghasilkan kopi dan teh menjual kedua produk ini dalam bentuk daun kering dan biji yang sudah dimasak, dan agar mereka tetap bisa mengendalikan produknya, mereka pun tidak bersedia menjual sumbernya, atau dengan kata lain mereka tidak menjual tanaman kopi dan teh. Kemudian para pedagang Eropa itu pun menjadi “penyelundup narkotik”. Mereka mencuri tanaman kopi dan teh serta bijinya. Tapi karena Eropa berada di belahan Bumi bagian utara maka tentu saja daratan mereka terlalu dingin bagi tumbuhan dari daerah tropis untuk bisa tumbuh.
Orang-orang Eropa pecandu kafein itu pun kebingungan dan mereka harus mencari jalan keluar terkait masalah ini. Akhirnya, solusi mereka pun mengguncang segala pondasi kekuatan dan keseimbangan yang ada di seluruh dunia. Ambisi orang Eropa demi Kafein membuat mereka menjajah dan menguasai daratan-daratan tropis di berbagai belahan dunia, mereka membuat perkebunan demi memenuhi kebutuhan mereka, mereka menjajah dan memperbudak penduduk pribumi di berbagai negara di seluruh daratan tropis di dunia untuk bekerja pada perkebunan skala besar milik mereka yang digunakan untuk menanam rempah-rempah seperti pala, lada, kayu manis, cengkeh, tembakau dan lain-lainnya serta tak lupa, tumbuhan penghasil Kafein.
Sesuatu yang sederhana seperti Kopi akhirnya memicu sebuah perubahan besar dalam sejarah umat manusia. Era kolonial pun datang ke Indonesia, dan era penjajahan pun mulai dibangun diatas pondasi keserakahan.
ERA KOLONIAL
“Maka bila orang mencoba menggabungkan seorang serdadu dan seorang pedagang dalam satu pribadi, hal itu merupakan pekerjaan sia-sia”.
(Laksamana Cornelis Matelieff dalam suratnya yang ditulis pada tanggal 4 Januari 1608 yang dikirim dari Banten setelah berkeliling Pulau Jawa, termasuk Surabaya tentunya)
Bangsa Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di Surabaya adalah orang-orang Portugis. Kemudian disusul oleh orang Inggris dan kemudian Belanda. Sebelumnya, bangsa Portugis sudah terlebih dulu menguasai Malaka. Salah satu penguasa Portugis di Malaka yang terkenal pada tahun 1511 adalah Alfonso de Alburqueque.
Pada tahun 1596, sejumlah kapal Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menyusuri pantai utara Jawa dengan harapan dapat terus berlayar ke timur untuk mencari rempah-rempah. Ketika tiba di Pelabuhan Sedayu, Gresik, salah satu kapalnya yang bernama Amsterdam terlibat dalam perkelahian dengan anak buah penguasa setempat. Para penyerang asing itu pun berhasil diusir, tapi korban cukup banyak ada pada pihak Belanda.
Cornelis de Houtman:
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Jika Van den Bosch adalah orang pertama yang mencetuskan tanam paksa pada era kolonial. Ada satu orang lagi yang tak kalah kejamnya dengan Bosch, dan juga banyak menciptakan penderitaan bagi rakyat Indonesia, dialah Herman Willem Daendels (Marsekal dari Belanda). Daendels adalah seorang Jenderal perang, ia juga memiliki gelar “Maester in de Rechten” atau Sarjana Hukum. Daendels juga dikenal sosok gubernur jenderal yang suka bacot kosong.
Van den Bosch:
tanam paksa:
Daendels:
Dia pernah berkata “Alle menschen worden gelijk geboren en hebben gelijke rechten”.
Yang artinya : “Semua manusia dilahirkan dalam keadaan yang sama dan mempunyai hak yang sama”. Akan tetapi pada kenyataannya ia selalu bertindak dengan cara tangan besi. Selain itu ia adalah sosok yang korup, banyak tanah-tanah di Surabaya yang ia jual dan uangnya masuk ke kantongnya sendiri. Ketika ia berkunjung ke Surabaya pada tahun 1810, Daendels memerintahkan untuk membangun penjara Kalisosok, juga Gedung Road Van Justitie yang lokasinya kini ditempati Tugu Pahlawan Surabaya. Selain itu ia juga memerintahkan agar membuat jalan raya di sepanjang pulau Jawa.
KERJA RODI
Proyek jalan Daendels itu adalah sebuah gagasan yang brilian dan luar biasa dari seorang Daendels bukan ? lantas bagaimana ia merealisasikan gagasannya gilanya ini ? Mudah saja, ia mewajibkan semua penduduk di Tanah Jawa agar mengikuti kerja paksa atau Rodi demi proyek pembuatan jalan tersebut. Gagasan brilian itu akhirnya memakan korban ribuan nyawa manusia dan inilah yang menimbulkan banyak kecaman, namun meski demikian si Daendels cuek saja sambil berkata : “Kalau bukan karena saya, Tanah Jawa ini mustahil ada jalan rayanya”.
jalan daendels:
Memang benar dampak positif dari selesainya pembuatan jalan raya itu maka jalur perhubungan darat antara Surabaya dan Batavia (Jakarta) pun menjadi lebih baik. Jika sebelumnya perjalanan Surabaya-Batavia memakan waktu 30-40 hari, dengan adanya jalan itu waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 9-10 hari. Selama proses pembuatan jalan raya itu, Daendels seringkali melakukan inspeksi mendadak ke lokasi, seringkali juga ia berniat akan melewati jembatan tapi jembatannya belum selesai dibangun. Akhirnya, “Pokoknya saya harus bisa lewat !!”, dan jika sudah mendengan Daendels mengatakan “Pokoknya !” maka tak satupun mandor proyek yang berani membantah atau menawar lagi. Kemudian dengan entengnya, ia memerintahkan mandor proyek untuk menyiapkan tiang-tiang jembatan, akan tetapi masalahnya yang menjadi tiang-tiang itu tak lain dan tak bukan adalah para pekerja rodi itu !
Inspeksi dan pembangunan jalan raya Daendels:
Bisakah kita bayangkan ? ratusan orang disuruh menyangga balok-balok kayu sebagai alas jembatan agar kereta kuda yang dinaiki sang Gubernur bisa lewat dengan nyaman. Jika kita kebetulan sedang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya melewati jalur pantura, ya itulah Jalan raya hasil karya Daendels.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa dikekang, dan dimana ada penindasan maka di situ pula akan muncul perlawanan, bahkan meskipun kondisi negara kita sudah merdeka.
HOTEL ORANJE SURABAYA (18 September 1945)
31 Agustus 1945 dikeluarkan maklumat oleh pemerintah Indonesia bahwa mulai tanggal 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut semakin meluas ke seluruh penjuru pelosok kota Surabaya.
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Pada waktu tentara Jepun menguasai Surabaya, banyak orang-orang Belanda yang dijebloskan ke kamp-kamp Interniran yang ada di daerah Gubeng, Darmo, Sawahan dll. Mereka menghabiskan waktu tiga setengah tahun medekam di sana. Ketika manusia berhasil menemukan cara untuk membelah inti atom yang kemudian mengarah pada penemuan Sang “Api Abadi”, sebuah perubahan besar dalam dunia sains pun terjadi. Setelah “Little Boy” dan “Fat Man”, dua bom atom yang dijatuhkan Amerika dan meledak di atas kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada bulan Agustus 1945 yang membakar dan menciptakan kehancuran total di kedua kota itu, Jepang pun langsung menyerah tanpa syarat kepada sekutu, keputusan Jepang itu berdampak juga di Indonesia. Setelah penyerahan Jepang kepada Sekutu ini, banyak dari orang-orang Belanda yang di tahan di kamp-kamp itu pun mulai bebas dan meninggalkan kamp. Orang-orang Belanda itu meminta kepada pihak Jepang agar menyerahkan kembali rumah-rumah, perusahaan, kantor dan sejumlah infrastruktur lain di Surabaya yang sebelumnya dirampas oleh Jepang, salah satunya adalah "Hotel Oranje", yang namanya diganti menjadi "Hotel Yamato" ketika Jepang berkuasa dan sekarang namanya menjadi "Hotel Majapahit" yang terletak di Jalan Tunjungan.
Hotel Oranje saat ini:
Para orang Belanda mantan tawanan Jepang itu benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Entah mereka tahu, tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa saat itu posisi Indonesia sudah merdeka namun masih saja “orgasme” dan mengkhayal tentang kemenangan mereka.
Pada tanggal 19 September 1945, sekelompok orang Belanda dibawah pimpinan Mr.Ploegman membuat ulah. Mereka sengaja mengibarkan bendera Belanda yang berwarna Merah-Putih-Biru itu di Menara Hotel Oranje dan mereka juga membuat barikade di Hotel itu untuk berjaga-jaga, bahkan sebagian dari mereka membawa senjata rampasan tantara Jepang. Arek-arek Suroboyo yang melihat kejadian itu pun seketika murka dan merasa terhina. Mereka meminta agar bendera itu diturunkan, namun orang-orang Belanda itu menolak mentah-mentah. Adu bacot pun terjadi dan berkembang menjadi baku hantam yang tidak seimbang, dalam perkelahian liar itu Mr.Ploegman pun tewas terbunuh.
Kemudian beberapa arek-arek Suroboyo segera naik ke Menara Hotel itu dan menurunkan bendera Belanda sembari mereka menyobek bagian birunya sehingga hanya tersisa warna merah dan putih saja. Lantas siapakah yang merobek bendera itu ? di buku "Hikajat Soerabaia Tempo Doeloe", Bapak Dukut mengatakan bahwa Cak Roeslan Abdulgani telah berkata kepadanya : “Mengenai siapa yang merobek bendera di Hotel Oranje memang banyak yang ngaku-ngaku bahwa dialah pelakunya. Aku nduwe buktine (aku punya buktinya) bahwa yang merobek itu namanya Kusno Wibowo. Ia yang naik ke Menara hotel itu yang terletak di atas kamar nomer 33. Wektu iku aku dialog begini" : “Heh, sopo sing duwe gendera merah putih ?! Gak onok sing duwe cak, iku ae suwek-en !!””
(Terjemahan : “Hei, siapa yang punya bendera merah putih ?! tidak ada yang punya mas, itu saja dirobek !” )
Spontan Kusno Wibowo merobek warna birunya sehingga benderanya berubah menjadi merah putih saja. Wujud bendera merah putih hasil sobekan itu jelas kelihatan janggal. Justru penampilan bendera yang janggal itulah yang benar-benar historis ! Kehebatan sebuah Revolusi !!
31 Agustus 1945 dikeluarkan maklumat oleh pemerintah Indonesia bahwa mulai tanggal 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut semakin meluas ke seluruh penjuru pelosok kota Surabaya.
SITUS JUDI TERBAIK SLOT4D
Pada waktu tentara Jepun menguasai Surabaya, banyak orang-orang Belanda yang dijebloskan ke kamp-kamp Interniran yang ada di daerah Gubeng, Darmo, Sawahan dll. Mereka menghabiskan waktu tiga setengah tahun medekam di sana. Ketika manusia berhasil menemukan cara untuk membelah inti atom yang kemudian mengarah pada penemuan Sang “Api Abadi”, sebuah perubahan besar dalam dunia sains pun terjadi. Setelah “Little Boy” dan “Fat Man”, dua bom atom yang dijatuhkan Amerika dan meledak di atas kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada bulan Agustus 1945 yang membakar dan menciptakan kehancuran total di kedua kota itu, Jepang pun langsung menyerah tanpa syarat kepada sekutu, keputusan Jepang itu berdampak juga di Indonesia. Setelah penyerahan Jepang kepada Sekutu ini, banyak dari orang-orang Belanda yang di tahan di kamp-kamp itu pun mulai bebas dan meninggalkan kamp. Orang-orang Belanda itu meminta kepada pihak Jepang agar menyerahkan kembali rumah-rumah, perusahaan, kantor dan sejumlah infrastruktur lain di Surabaya yang sebelumnya dirampas oleh Jepang, salah satunya adalah "Hotel Oranje", yang namanya diganti menjadi "Hotel Yamato" ketika Jepang berkuasa dan sekarang namanya menjadi "Hotel Majapahit" yang terletak di Jalan Tunjungan.
Hotel Oranje saat ini:
Para orang Belanda mantan tawanan Jepang itu benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Entah mereka tahu, tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa saat itu posisi Indonesia sudah merdeka namun masih saja “orgasme” dan mengkhayal tentang kemenangan mereka.
Pada tanggal 19 September 1945, sekelompok orang Belanda dibawah pimpinan Mr.Ploegman membuat ulah. Mereka sengaja mengibarkan bendera Belanda yang berwarna Merah-Putih-Biru itu di Menara Hotel Oranje dan mereka juga membuat barikade di Hotel itu untuk berjaga-jaga, bahkan sebagian dari mereka membawa senjata rampasan tantara Jepang. Arek-arek Suroboyo yang melihat kejadian itu pun seketika murka dan merasa terhina. Mereka meminta agar bendera itu diturunkan, namun orang-orang Belanda itu menolak mentah-mentah. Adu bacot pun terjadi dan berkembang menjadi baku hantam yang tidak seimbang, dalam perkelahian liar itu Mr.Ploegman pun tewas terbunuh.
Kemudian beberapa arek-arek Suroboyo segera naik ke Menara Hotel itu dan menurunkan bendera Belanda sembari mereka menyobek bagian birunya sehingga hanya tersisa warna merah dan putih saja. Lantas siapakah yang merobek bendera itu ? di buku "Hikajat Soerabaia Tempo Doeloe", Bapak Dukut mengatakan bahwa Cak Roeslan Abdulgani telah berkata kepadanya : “Mengenai siapa yang merobek bendera di Hotel Oranje memang banyak yang ngaku-ngaku bahwa dialah pelakunya. Aku nduwe buktine (aku punya buktinya) bahwa yang merobek itu namanya Kusno Wibowo. Ia yang naik ke Menara hotel itu yang terletak di atas kamar nomer 33. Wektu iku aku dialog begini" : “Heh, sopo sing duwe gendera merah putih ?! Gak onok sing duwe cak, iku ae suwek-en !!””
(Terjemahan : “Hei, siapa yang punya bendera merah putih ?! tidak ada yang punya mas, itu saja dirobek !” )
Spontan Kusno Wibowo merobek warna birunya sehingga benderanya berubah menjadi merah putih saja. Wujud bendera merah putih hasil sobekan itu jelas kelihatan janggal. Justru penampilan bendera yang janggal itulah yang benar-benar historis ! Kehebatan sebuah Revolusi !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar